ID ENG

Resmi Dibuka Menteri Airlangga Hatarto, KSBSI Gelar Kongres Ke IX

Tanggal Publish: 08/07/2023, Oleh: DPP FSB Garteks

Agenda Kongres IX Tahun 2023, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) resmi diselenggarakan dengan mengangkat tema ‘Kontrak Sosial Baru Untuk Penguatan Buruh Dalam Transformasi Publik’. Acara yang diadakan di Golden Boutuique Hotel, Jakarta, dari tanggal 8-11 Juli 2023 ini resmi dibuka oleh Airlangga Hatarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Airlangga Hatarto dalam kata sambutannya, sekaligus membuka acara kongres ini mengatakan dirinya gembira bisa hadir ditengah-tengah aktivis serikat buru. Ia menyampaikan, tantangan Indonesia kedepannya semakin berat. Karena negara ini sedang memasuki era revolusi industri (digitalisasi, robotisasi dan otomatisasi), dan akan memasuki bonus Demografi 2030.

Karena itu ia tetap meminta KSBSI untuk memberikan sumbangsih ide dan gagasan dengan 2 tantangan tersebut. Walau KSBSI terkenal kritis menyikapi soal perburuhan dihadapan pemerintah, namun ia yakin KSBSI bisa duduk bersama untuk berdialog untuk membangkitkan pereekonomian Indonesia.

“Dalam forum kongres ini saya juga mau menyampaikan rasa terima kasih kepada kepada KSBSI. Karena saat pemerintah memberi kepercayaan kepada KSBSI, tuan rumah Labour20 (L20) dalam ajang agenda internasional pertemuan pemimpin Negara G20 pada 2022, KSBSI sukses melaksanakannya,” ungkap Airlangga, Sabtu (8/7/2023).

Ia juga berterima kasih, karena dimasa Pandemi Covid-19, pemerintah dan KSBSI bisa duduk bersama pandemi untuk mengatasi masalah perekonomian Indonesia yang lesu perekonomian. Dan terjadi jutaan buruh terdampak Pemutusan Hubungan Kerj (PHK). Sekarang ini, telah berhasil melewati masa krisis pandemi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,0 %. Termasuk lapangan kerja pun sudah mulai terbuka kembali.     

Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI mengatakan bahwa agenda Kongres KSBSI ke XI, sesuai amanah AD/ART organisasi yang dilaksanakan selama 4 tahun sekali. Ada beberapa isu dibahas selama kongres, seperti soal kesejahteraan buruh, dampak perubahan iklim terhadap dunia kerja, hak kesetaraan gender. Serta penguatan internal organisasi untuk kedepannya. 

Kemudian, Elly menyampaikan tantangan berat KSBSI semakin berat. Sebab, banyak regulasi yang dibuat sekarang ini tidak memihak pada kepentingan buruh. Walau posisi KSBSI saat ini kritis kepada pemerintah, tapi serikat buruh yang dipimpinnya tetap mengedepankan sosial dialog untuk memberikan solusi kepada  pemerintah.

“Saya berharap kepada semua pengurus dan anggota yang berafiliasi dengan KSBSI harus tetap semangat dan mampu melewati tantangan yang terjadi sekarang ini. Terutama soal memasuki era Bonus Demografi 2030 serta digitalisasi, robotisasi dan otomatisasi,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin KSBSI untuk 4 tahun kedepannya di kongres ke IX ini, harus mempertahankan idealisme perjuangan buruh. Karena sejarah berdirinya KSBSI dimulai pada era kediktatoran rejim Orde Baru. Dan KSBSI adalah serikat buruh yang ikut berperan besar melahirkan reformasi. Sehingga, kebebasan berserikat buruh bisa dinikmati semua buruh di Indonesia saat ini.

“Saya berharap KSBSI bisa tetap solid , walau banyak terjadi perbedaan dan pendapat. Serta terus melangkah menjadi serikat buruh profesional yang mampu memberikan perubahan kepada buruh. Termasuk menyumbangkan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah, pengusaha agar hubungan industrial menjadi harmonis,” pungkasnya.

Acara Kongres KSBSI ini dihadiri tamu dari perwakilan pemerintah, serikat pekerja/serikat buruh dan mitra internasional. Diantaranya, Akiko Gono Presiden International Trade Union Confederation (ITUC), Shoya Yoshida Sekretaris Jenderal ITUC Asia Pacific, Stijn Sintubin dari ACV-CSC, Jeroen Roskams WSM Belgia, Direktur ILO Jakarta Timor Leste Michiko Miyamoto, Anggoro Eko Cahyo Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan.

Kemudian Shinta W. Kamdan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Patuan Samosir ITUC AP, Andi Gani Nena Wea Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI, Rekson Silaban Majelis Penasihat Organisasi (MPO) KSBSI. Lalu jajarn Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI serta utusan delegasi pengurus pusat federasi dan cabang yang berafiliasi dengan KSBSI.  (AH)