ID ENG

Konsisten dan Kerja Keras, Kunci Membesarkan FSB Garteks KSBSI di Jawa Tengah

Tanggal Publish: 13/11/2018, Oleh: DPP FSB Garteks

Tepatnya tanggal 10-11 November 2018 kemarin, DPP FSB Garteks KSBSI bekerja sama dengan CNV Internasional, melakukan program pelatihan “Teknik Pengorganisiran”, kepada pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) Jawa Tengah, di Rumah Makan Pringsewu, Solo. Tujuan agenda pelatihan itu, merupakan bagian tanggung jawab DPP FSB Garteks KSBSI untuk penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pengurus, serta menjadi ajang konsolidasi internal organisasi. Agenda pelatihan itu dihadiri, DPC Semarang, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Wonogiri.


Trisnur Triyanto, Sekjen DPP FSB Garteks KSBSI, ketika diwawancarai, menjelaskan pelatihan teknik pengorganisasian yang dilakukan diwilayah Jawa Tengah, memang salah satu target untuk pengembangan organisasi kedepannya. Pasalnya, Jawa Tengah sekarang ini sudah menjadi wilayah destinasi investasi. Pertumbuhan perusahaan diberbagai sektor industri sedang tumbuh subur, termasuk sektor industri garmen dan tekstil. Oleh sebab itulah, melakukan pendidikan teknik pengorganisasian sudah menjadi kebutuhan organisasi. Sehingga ilmu yang didapat dari pelatihan nantinya bisa bermanfaat untuk semua pengurus dalam mengembangkan organisasi yang lebih bagus dan profesional.


“Tujuannya dilakukan training ini agar pengurus DPC dan anggota dapat memiliki ketrampilan dalam melakukan pengorganisasian. Dengan demikian mereka akan lebih mudah dalam melakukan pemetaan, investigasi, komunikasi dan pendekatan terhadap target anggota yang akan di rekrut,” ujarnya, Jakarta, Selasa, 13 November 2018.


Waktu ditanya, apa target kedepannya setelah DPP Garteks dan tingkat DPC setelah pelatihan teknik pengorganisasian dilaksanakan, dia mengatakan targetnya sudah jelas untuk menambah jumlah anggota FSB Garteks KSBSI di wilayah Jawa Tengah. Sebab, ciri khas kekuatan serikat buruh salah satunya harus memiliki anggota yang banyak, militan dan terdidik.


“Semakin banyak jumlah anggota di serikat buruh dan terdidik, maka posisi serikat buruh itu akan mempunyai posisi tawar yang tinggi dimata pemerintah dan pengusaha,” jelasnya.


Dia juga mengakui, ditengah fokus melakukan pengembangan basis organisasi di Jawa Tengah, memang masih memiliki kendala internal. Seperti masih minimnya minimnya SDM untuk melakukan pengorganisiran. Ditambah lagi, wilayah Jawa Tengah juga wilayah yang sangat luas. Untuk mencari solusinya, Trisnur menjelaskan program pelatihan teknik pengorganisasi, bagian dari jawaban kedepannya untuk menjawab tantangan pengembangan organisasi.

Harus Konsisten
Secara eksternal kesadaran buruh juga masih sangat rendah untuk memahami akan pentingnya organisasi serikat buruh. Dengan situasi masih rendahnya kesadaran buruh masuk ke serikat buruh, Trisnur menilai juga berdampak terhadap agak lambatnya pengembangan organisasi. Disamping itu Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jawa Tengah, juga dinilainya masih kurang bisa memahami serikat buruh.


“Hal terbukti ketika ada beberapa Pengurus Komisariat (PK) yang baru saat akan dicatatkan di wajibkan membuat AD/ART sendiri terutama di Semarang hal ini sangat menyulitkan karena menyusun AD/ART akan membutuhkan waktu yang lama,” terangnya.


Namun ditengah masih ada kendala, Trisnur yakin kedepannya FSB Garteks KSBSI di Jawa Tengah akan menjadi salah satu organisasi terbesar dan menjadi wadah aspirasi dalam memperjuangkan hak buruh. Dia juga menegaskan, FSB Garteks KSBSI di Jawa Tengah harus menjadi besar, bukan menjadi organisasi buruh yang menghianati perjuangan, tapi harus konsisten membela keadilan hak buruh. Kesimpulannya, melihat hasil pelatihan dan diskusi selama dua hari, Trisnur mengungkapkan kawan-kawan pengurus DPC semakin terbangun kesadarannya untuk berserikat.


“Selama dua hari pelatihan dan melakukan diskusi, saya lihat mereka semakin antusias. Bahkan mereka ingin sekali mengembangkan ke perusahaan di luar mereka kerja. Mari kita berdoa bersama semoga apa yang menjadi tujuan dan harapan FSB Garteks KSBSI di Jawa Tengah dapat terwujud. Sehingga kehadirannya disana bisa dirasakan manfaatnya oleh semua buruh dan Garteks dapat bersinergi dengan pemerintah dan pengusaha,” imbuhnya.


Selain agenda pelatihan teknik pengorganisasian, juga di isi warna sari dengan pembahasan bagaimana menghadapi dan penyelesaian kasus kasus buruh yang terjadi di Jawa Tengah. Intinya, dia berharap agar seluruh pengurus DPC Jawa Tengah lebih kerja keras melihat semakin hari semakin banyak tantangan dan kendala. Dia optimis, jika semua pengurus konsisten dan kompak, pasti akan menjadi representasi kaum buruh Jawa Tengah. (AH)