ID ENG

Isu Tenaga Kerja Salah Satu Debat Seksi di Pilpres 2019

Tanggal Publish: 04/01/2019, Oleh: DPP FSB Garteks

Debat Capres-Cawapres 2019 sudah didepan mata. Tanggal 17 Januari ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat akan menggelar debat perdana Capres-Cawapres. Namun, bagi kubu pasangan Jokowi-Maaruf, mengatakan lebih tertarik ketika nantinya terjadi ada debat masalah isu ketenagakerjaan. Pasalnya, persoalan tenaga kerja sangat terkait masalah perekonomian negara. Jika sebuah negara, masyarakatnya mengalami krisis tenaga kerja, maka akan berdampak terhadap kesenjangan sosial.

Maaruf Amin, kandidat Cawapres yang berpasangan dengan Capres Joko Widodo (Jokowi) nomor urut satu menjelaskan, dirinya bersama tim pemenangan sedang mendalami isu-isu ketenagakerjaan untuk bahan debat Capres-Cawapres nanti.

“Persoalan tenaga kerja sangat terkait dengan ekonomi, pendidikan dan pembangunan negara. Jadi saya bersama pak Jokowi harus bisa merumuskan konsep dan solusi tenaga kerja di Indonesia untuk kedepannya,” ucap Maaruf, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 4 Januari 2019.

Dijelaskannya juga, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maaruf sedang memperdalam isu ketenagakerjaan. Termasuk juga mdnyikapi jutaan tenaga kerja asing (TKA) masuk ke Indonesia yang beredar marak di media sosial (Medsos) dianggapnya hoax (bohong). Bagi Maaruf, dia menilai pemerintahan Jokowi-JK, sudah meraih banyak prestasi dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan, sehingga akhir tahun 2018, jumlah kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan satu limit.

Untuk itulah, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, salah satu program yang akan dicanangkan untuk kedepannya pemerintah akan memperkuat program pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Tantangan Indonesia kedepannya adalah persaingan kerja secara global. Untuk siap bersaing dengan negara lain, mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan kualitas ketrampilan tenaga kerja, agar bisa bersaing di dunia kerja. Intinya, kualitas pendidikan juga sangat berpengaruh pada kualitas tenaga kerja,” terangnya. 

Kemudian, program hunian rumah subsidi untuk buruh pun akan dilanjutkan kembali dibeberapa wilayah. Termasuk juga, program perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) semakin diperketat agar nantinya tidak banyak lagi kasus kekerasan yang menimpa PMI yang selama ini bekerja diluar negeri.  

Sementara itu, dalam kampanye politiknya, di Sampang, Madura, Jawa timur, Sandiaga Uno, Cawapres pasangan Prabowo Subianto, mengatakan juga tak jauh beda untuk membela kepentingan tenaga kerja. Bahkan, Sandi, mengatakan mengingat sekarang ini jumlah TKA masuk ke Indonesia semakin meningkat, dia mempertegas nantinya akan memprioritaskan tenaga kerja lokal yang bekerja.

Dia beralasan walau investor asing banyak mendirikan perusahaan di Indonesia dan merekrut TKA bekerja dalam perusahaan itu, dia merasa miris. Pasalnya, dia menilai jumlah pengangguran di Indonesia masih memprihatinkan dan membutuhkan status pekerjaan yang layak.

Oleh sebab itulah, jika nanti masyarakat mempercayai pasangan Prabowo-Sandi, dirinya akan memprioritaskan tenaga kerja lokal dari pada TKA. “Jutaan generasi muda bangsa ini sedang membutuhkan kerja yang layak. Kalau ekonomi negara ini mau berubah, maka lapangan kerja harus dibuka seluas-luasnya untuk generasi muda kita,” jelasnya.

Selain itu, pasangan Prabowo-Sandi juga sudah membuat kontrak politik terhadap buruh, kalau kedua pasangan itu  terpilih akan menghapus sistem kerja kontrak di Indonesia yang selama ini menjadi dilema buruh. (AH)