ID ENG

Hadir di Forum NMC, FSB GARTEKS KSBSI Berharap Agenda GFA Cepat Terealisasi

Tanggal Publish: 14/12/2018, Oleh: DPP FSB Garteks

Beberapa waktu lalu, perwakilan DPP FSB GARTEKS KSBSI, Trisnur Priyanto dan Elly Rosita Silaban,  terbang ke Kamboja, menghadiri pertemuan aktivis lintas serikat buruh yang difasilitasi IndustriAll. Posisi FSB GARTEKS KSBSI hadir dalam pertemuan itu merupakan bagian dari anggota National Monitoring Commite (NMC) Global Frame Work Agreement. Dimana sebuah perjanjian global yang ditandatangami bersama industriAll dan H&M, yang salah salah satu poinnya tentang anti diskriminasi dan larangan bagi pekerja anak.

Trisnur Priyanto, Sekjen FSB GARTEKS KSBSI, ketika diwawancarai tertulis mengatakan, bahwa kehadiran di forum tersebut menjadi salah satu bagian momen penting agenda serikat buruh. Terutama dalam kepentingan FSB GARTEKS dalam menyoroti proses NMC selama tahun 2018 dan aksi rencana NMC ditahun 2019 nanti.

Lanjutnya, dia mengatakan pertemuan NMC menjelang akhir tahun itu masih mengangkat tema yang tak jauh sedang diperjuangkan FSB GARTEKS KSBSI selama. Seperti kampanye dan advokasi perjuangan buruh perempuan melawan diskriminasi dan kekerasan seksual (Gender Bassed Violence (GBV) dalam dunia kerja.  

“Kampanye dan advokasi GBV yang selama ini sudah dilakukan telah menjadi pembahasan isu global dan FSB GARTEKS, merupakan federasi serikat buruh di Indonesia yang pertama kali menggulirkan isu GBV,” ujarnya, Jumat, 14 Desember 2018.

Selain itu, dia juga menyampaikan dalam forum itu jika di Indonesia masih sering mengalami pemberangusan serikat buruh yang dilakukan oleh supplier/perusahaan H&M. Baginya, persoalan itu harus dijadikan catatan penting bagi H&M agar ke depan dapat melakukan pembinaan terhadap perusahaan terkait persoalan yang terjadi selama ini.

Intinya, Trisnur juga menjelaskan dari hasil pertemuan itu menyimpulkan bahwa anggota NMC dapat mengimplementasikan Global Frame Work Agreement (GFA) pada rantai pasoknya H&M melalui program-program kegiatan. Seperti kegiatan dalam bentuk pelatihan, workshop dan focus group discussion (FGD).  

Waktu ditanya, sejauh apa manfaat dan pentingnya FSB Garteks KSBSI ikut berafiliasi dengan IndustriAll? Dia mengatakan sangat penting. Karena dalam menjalin jaringan harus dilakukan baik di tingkat nasional maupun internasional, FSB GARTEKS KSBSI akan semakin leluasa melakukan kampanye terkait isu da persoalan yang terjadi pada anggota.

“IndustriAll merupakan Serikat Buruh Global yang memilik banyak jaringan bukan hanya dengan serikat buruh tapi dengan lembaga lain. Ketika FSB GARTEKS KSBSI berafiliasi dengan IndustriAll jelas sangat membantu dan memperluas jaringan,” ujarnya.

DPP FSB Garteks KSBSI juga mempunyai target dengan IndustriAll di Indonesia terutama yang tegabung dalam NMC, agar kedepannya dapat mewujudkannya ke dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di dalam perusahaan. Sehingga dapat meminimalisir setiap persoalan yang muncul dan memudahkan anggota afiliasi dalam menyelesaikan setiap persoalan melalui mekanisme sosial dialog.

Dia berharap, hasil dari pertemuan yang difasilitasi IndustriAll di Kamboja untuk kedepannya anggota NMC semakin bertambah dari negara lain. Seperti Pakistan yang pada pertemuan tersebut hadir sebagai observer. “Tapi ada wacana nanti Pakistan akan membentuk NMC Pakistan, sehingga implementasi GFA akan lebih mudah terealisasi dan dampaknya lebih luas lagi,” imbuhnya.

Sementara, pertemuan IndustriAll di Kamboja dihadiri dari anggota NMC Indonesia, NMC Komboja, NMC Myanmar, NMC Turki, NMC Bangladesh, IndustriAll, H&M Sustainbility Global. (AH)