ID ENG

Dihadiri Ketum dan Sekjen, DPC FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya Gelar Agenda Konsolidasi

Tanggal Publish: 10/08/2023, Oleh: DPP FSB Garteks

Pada Rabu 09 Agustus 2023, Dewan Pengurus Cabang Federasi Serikat Buruh Garment Kerajinan Tekstil Kulit dan Sentra Industri Afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DPC FSB GARTEKS KSBSI) Tangerang Raya menggelar agenda konsolidasi organisasi. Pertemuan konsolidasi ini, khusus untuk Pengurus Komisariat (PK) dalam rangka penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) sekaligus menjadi ajang silaturahmi.

Selain itu, agenda pertemuan ini juga dihadiri Ary Joko Sulistyo dan Trisnur Priyanto Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) serta Trisnur Priyanto Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSB GARTEKS. Lalu Tri Pamungkas dan Aris Sokhibi Ketua dan Sekretaris DPC FSB GARTEKS Tangerang Raya beserta jajarannya.  Dan agenda konsolidasi ini dihadiri 14 perwakilan Pengurus Komisariat (PK).                                                

Tri Pamungkas dalam kata sambutannya mengatakan dia berterima kasih atas kehadiran perwakilan PK yang meluangkan waktunya untuk mengikuti agenda konsolidasi DPC FSB GARTEKS Tangerang Raya. Salah satu pembahasan agenda konsolidasi ini adalah menyampaikan hasil sosialisasi RAKERNAS FSB GARTEKS KSBSI dan Kongres KSBSI yang baru selesai dilaksanakan pada Bulan Juli 2023 di Kota Jakarta.

“Termasuk membahas penguatan jumlah anggota dari perwakilan PK. Strategi advokasi, lalu menambah jumlah Peraturan Kerja Bersama (PKB) di perusahaan serta memperjuangkan kesejahteraan buruh,” ucap Tri di Kantor DPC FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya, Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Banten.

Tri juga menyampaikan mengatakan tahun ini Trisnur Priyanto baru dilantik menjadi Dewan Pengupahan Nasional (DPN) serta Agus Anggota Dewan Pengupahan tingkat Kabupaten Tangerang. Dan pertemuaan konsolidasi ini juga untuk mensosialisasikan Diah Priditia salah satu srikandi terbaik FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya maju Bacaleg untuk DPRD Kota Tangerang dari Partai Kebangkita Nasional (PKN).

Kemudian, ia menyampaikan bahwa kondisi wilayah Tangerang sangat luas. Sehingga, pihaknya masih kesulitan mengorganisir buruh, terutama di wilayah Tangerang Selatan. Nah, untuk wilayah Tangerang Kota saat ini memang sudah ada beberapa PK. Namun belum memenuhi kriteria jumlah PK sesuai AD/ART organiasi kalaiu dibentuk DPC.

“Kalau nanti jumlah PK sudah terpenuhi maka saya sangat mendukung terbentukya DPC FSB GARTEKS KSBSI di Kota Tangerang baru. Hal ini sebagai wujud tolok ukur keberhasilan pengkaderan organisasi,” jelasnya.

Sementara itu Trisnur Priyanto mengatakan bahwa indikator serikat buruh yang kuat itu dan diakui adalah bisa memperjuangkan PKB ditingkat perusahaan. Karena PKB sudah dijamin dalam undang-undang ketenagakerjaan. Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa setiap perwakilan PK harus memperkuat pelatihan negoisasi.

“Supaya nantinya bisa melakukan teknik perundingan dengan manajemen perusahaan saat melakukan lobi pembuatan PKB,” ucapnya. 

Disamping indikator keberhasilan serikat buruh adalah jumlah PK dan anggota harus bertambah setiap tahunnya. Serta membuat suasana kerja yang baik di lingkungan perusahaan. Lalu bisa menciptakan kesejahteraan buruh, menjadi mitra yang baik dengan manajemen perusahaan. 

“Saya berharap DPC FSB Garteks Tangerang Raya berkomitmen melakukan pengkaderan kepada PK dan anggota. Agar bisa menciptakan kader yang terdidik dan militan untuk membesarkan organisasi. Salah satunya harus fokus memberikan pendidikan teknik negoisasi dan lobi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi di lingkungan perusahaan,” harapnya.

Dia juga menyampaikan jika ingin merundingkan PKB ke perusahan, maka pihak  PK harus membuat draf PKB dahulu. Namun apabila pengurus komisariat sudah mengajukan draf tapi pihak manajemen perusahaan menolak, maka serikat buruh bisa melaporkannnya ke Dinas Ketenagakerjaan. Supaya dilakukan proses Perselisihan Hubungan Industrial (PHI). Namun ia mengingatkan, bahwa syarat pengajuan draf PKB harus memiliki syarat 10 persen dari jumlah pekerja di perusahaan. 

Ary Joko Sulistyo mengatakan bhwa saat ini banyak perusahaan salah satunya diwilayah Banten yang melakukan relokasi ke Jawa Tengah. Alasan relokasi ini adalah karena upah lebih murah. Termasuk tanah dan infrastruktur sudah baik diwilayah tersebut serta tujuan pemerintah untuk program pemerataan kerja.

“Sehingga tak heran sekarang ini banyak pengusaha yang melakukan relokasi Jawa Tengah. Karena upah buruh masih terbilang murah dibandingkan seperti wilayah Tangerang,” ungkapnya.

Mengingat banyak perusahaan yang melakukan relokasi, maka DPP FSB GARTEKS KSBSI sekarang ini fokus membentuk tim organiser untuk membentuk DPC-DPC baru wilayah kabupaten di Jawa Tengah. Diantaranya Kabupaten Jepara, Kabupaten dan Kota Semarang, Kabupaten Tegal serta wilayah lainnya. 

Nah, untuk memperkuat jaringan dan Sumber Daya Manusia (SDM) internal organisasi, Ary mengatakan agar pengurus komisariat harus rajin belajar tentang dunia serikat buruh. Serta mengikuti pelatihan kepemimpinan dan advokasi serikat buruh, pelatihan lobi dan negoisasi untuk memperjuangkan PKB di perusahaan.

“Pelatihan lobi itu sangat baik diterapkan karena bisa mempengaruhi manajemen perusahaan untuk membuat buruh menjadi lebih sejahtera ketika bisa memperjuangkan PKB di perusahaan,” pungkasnya.

Begitu juga, dia berpesan kepada kader-kader perempuan FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya juga harus meningkatkan rasa percaya diri menjadi pemimpin serikat buruh. Dengan cara rutin mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan FSB GARTEKS KSBSI. Sebab era sekarang ini adalah hak kesetaraan gender. Jadi perempuan juga berhak mendapatkan hak kepemimpinan di dunia kerja dan serikat buruh. 

Sekarang ini, jaringan dan mitra FSB GARTEKS KSBSI sudah sangat luas. Baik dari tingkat nasional sampai internasional. Seperti WSM, CNV, BBTK, IndustriAll, CCC, Better Work Indonesia, KSBSI, TURC, AFWA, Solidarity Center. Ary mengatakan jaringan tersebut terjalin sangat baik, seperti melakukan join program pelatihan dan pendidikan untuk peningkatan SDM serta kampanye perjuangan serikat buruh ke tingkat internasional. (AH)